Tanggal 23 September 2013
Tentang: Marketing Politik : Sebuah
Pengantar
Pembicara: Sarah Santi
Tahun-tahun ini dapat dikatakan telah
memasuki tahun politik, karena Pemilihan Umum (pemilu) sudah dekat, yaitu akan
dilaksanakan tahun 2014. Untuk mencalonkan diri menjadi kandidat seseorang
memerlukan marketing politik.
Marketing memiliki tujuan akhir yaitu,
transaksi, untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan kombinasi terhadap
elemen-elemen pemasaran (product, price,
place, promotion). Marketing berangkat dari kebutuhan dan keinginan
konsumen. Para produsen perlu mengetahui apasaja yang diperlukan dan diinginkan
oleh konsumen.
Marketing berusaha memberikan pilihan
kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhannya dengan memberikan kepuasan. Pilihan
barang dan jasa yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan konsumen bergantung
pada gaya hidup atau cara konsumen untuk menghabiskan uang dan waktu yang
dimilikinya.
Dalam dunia politik, yang menjadi pertanyaan
bila kegiatan politik didekatkan dengan pendekatan marketing tidak akan terjadi
pertentangan ( contradictio in terminis) ? Jawabanya
adalah tidak, mari melihat pembahasan untuk menemukan alasannya.
Ø Marketing dalam politik
Didalam dunia politik ada banyak
pertentangan kepentingan yang memicu pendapat negatif yang muncul,bila kita
mendengar kata "politik". Sebenarnya politik merupakan ilmu yang
bicara soal bagaimana kehidupan diatur melalui nilai-nilai yang dianut. Misalnya
pemerintah Indonesia menganut pasar bebas,membuat pemerintah menyetujui surat
perdagangan bebas sehingga membuat masyarakat terbiasa membeli barang-barang
dari luar negeri, karena banyak barang dari luar negeri yang masuk ke
Indonesia. Nilai yang dianut ini akan mempengaruhi pemerintah dalam membuat
regulasi (kebijakan). Marketing politik bukan sekedar iklan atau penjualan
yang menerapkan tools marketing untuk menjual. Ketika tahun
1998 , marketing politik mulai gencar. Hal ini baru saja mulai tetapi telah
membuat iklan politik naik secara pesat, data menunjukan belanja iklan politik
dan kampanye meningkat pesat. Harga 1 halaman iklan di media cetak koran sekaran
telah mencapai kurang lebih 300 juta rupiah, sedangkan pada media televisi
untuk beriklan sekitar 30 detik dikenakan biaya kurang lebih 50-60 juta. Dunia
politik berubah karena terjadi kompetisi , yang dipicu dari undang-undang yang
berubah membuat semua orang dapat menjadi anggota legeslatif,jadi setiap orang
berlomba-lomba untuk mengikuti kompetisi politik.
Masyarakat yang beragam juga memicu
fenomena politik seperti ini , kemajuan teknologi komunikasi , masyarakat yang
bersifat terbuka juga menjadi penyebab fenomena politik seperti sekarang dan
menyebabkan pendapat umum menjadi sangat penting.
Sebuah partai politik memerlukan
anggota yang setia dan loyal, setia dan loyal di artikan tidak berpindah-pindah
partai politik dan membela partai.
Apa yang menjadi dasar pemikiran anda
pada saat akan memilih?
Berdasarkan apa?
Dulu pada waktu sebelum reformasi
orang memilih berdasarkan ideologi, kelas sosial partai, atau partai ID yang
disesuaikan dengan diri pemilih itu sendiri atau dapat kita katakan dulu orang
memilih berdasarkan ciri-ciri ideologis dan sosiologi partai.
Namun sekarang yang menjadi dasar
pemikiran pada saat akan memilih adalah hal apa saja yang ditawarkan oleh
kandidat yang paling dapat memberikan jalan keluar bagi masalah yang dialami
oleh bangsa. Hal ini yang membuat sekarang masyarakat dikatakan sebagai pemilih
yang rasional, sedangkan yang dulu merupakan pemilih tradisional.
Ø Konfigurasi politik
v Para pemilih sekarang cenderung
memilih berdasarkan tokoh. Padahal seharusnya tidak begitu karena partai
memiliki ideologi masing-masing.
v media, kini media tidak lagi
melakukan mediasi namun sekarang melakukan mediatisasi atau pembingkaian
terhadap suatu berita (framing).
Contoh: Jokowi disukai karena media
maka menjadi mediadarrling, membuat apapun yang dilakukannya
dianggap baik.
Marketing politik dibutuhkan untuk
melakukan kampanye permanen. Politik sekarang menggunakan tools marketing
untuk kegiatan-kegiatan politik. Karena sekarang orang-orang memilih
berdasarkan persepsi membuat yang sekarang diusung dalam kampanye politik
adalah citra bukan lagi issue. Marketing telah bergeser dari kegiatan
transaksional menjadi relation atau dari yang memperhatikan produk bergeser ke
memperhatikan konsumen.
Marketing sekarang bertujuan untuk
membangun hubungan, misalkan membuat program tertentu yang dapat membangun
kepercayaan terhadap sebuah brand. Yang penting sekarang
adalah brand bukan lagi produk . Kita dapat melihat pergeseran marketing dari
yang dulu ke yang sekarang.
Dulu marketing berbasis pada produk
dengan elemen nya yaitu, produk, price, place, dan promotion. Sekarang
marketing berbasis pada konsumen dengan elemennya yaitu, consumer atau customer, cost ( berapa banyak energi yang
dikeluarkan oleh konsumen untuk memperoleh produk), convenience ( kenyamanan), dan comunication
yang interaktif atau dua arah. Perubahan ini mempertemukan marketing
dengan politik. Membangun relasi jangka panjang dan loyalitas melalui
komunikasi dua arah dan pembentukan citra atau image melalui
program kerja.
Marketing politik membantu dalam
kampanye permanen tidak hanya dalam kampanye pemilu saja. Tetapi marketing
politik tidak menjamin kemenangan elektoral, marketing politik membantu untuk
membentuk citra, karena pemilih sekarang sudah banyak yang menjadi pemilih
rasional. Dan reformasi memicu munculnya bisnis-bisnis komunikasi di bagian
politik.